Sabtu, 14 April 2012

supply chain management

Pengertian Supply Chain Management
Manajemen Rantai Suplai adalah koordinasi dari bahan,informasi dan arus keuangan  antara perusahaan yang berpartisipasi. Manajemen rantai suplai bisa juga berarti seluruh jenis kegiatan komoditas dasar hingga penjualan produk akhir ke konsumen untuk mendaur ulang produk yang sudah dipakai.
Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumenmelalui rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan.
Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status pesanan, arus ini berjalan dua arah antara konsumen akhir dan penyedia materialmentah.
Arus keuangan meliputi informasikartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran dalam penetapan kepemilikandan pengiriman. (Kalakota, 2000,h198)Menurut Turban, Rainer, Porter (2004, h321), terdapat 3 macam komponen rantai suplai,yaitu:
Rantai Suplai Hulu/Upstream supply chain
 Bagianupstream (hulu

) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaanmanufaktur  dengan para penyalurannya (yang mana dapat manufaktur,
assembler
, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para penyalur
 second-trier
).Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asalmaterial (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.
Manajemen Internal Suplai Rantai/Internal supply chain management
 Bagian dari
internal supply chain
meliputi semua proses pemasukan barang ke gudangyang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalamkeluaranorganisasiitu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi.Di dalam rantai suplai internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.
Segmen Rantai Suplai Hilir/Downstream supply chain segment

 Downstream
(arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan
after-sales-service
.
[sunting] Permasalahan Manajemen Suplai Rantai
Manajemen suplai rantai harus memasukan problem dibawah:

DistribusiKonfigurasi Jaringan: Jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi, pusat distribusi (
distribution centre
/D.C.), gudang dan pelanggan.
StrategiDistribusi: Sentralisasi atau desentralisasi, pengapalan langsung,Berlabuh silang, strategi menarik atau mendorong,logistik orang ke tiga.
Informasi: Sistem terintregasi dan proses melalui rantai suplai untuk membagiinformasi berharga, termasuk permintaan sinyal, perkiraan, inventaris dantransportasi dsb.
ManajemenInventaris: Kuantitas dan lokasi dari inventaris termasuk barangmentah, proses kerja, dan barang jadi.
Aliran dana: Mengatur syarat pembayaran dan metodologi untuk menukar danamelewati entitas didalam rantai suplai.Eksekusi rantai suplai ialah mengatur dan koordinasi pergerakan material, informasi dandana diantara rantai suplai tersebut. Alurnya sendiri dua arah.
[sunting] Aktifitas/Fungsi
Manajemenrantai suplai ialah pendekatan antar-fungsi (
cross functional
) untuk mengatur  pergerakan material mentah kedalam sebuah organisasi dan pergerakan dari barang jadikeluar organisasi menuju konsumen akhir. Sebagaimana korporasi lebih fokus dalamkompetensi inti dan lebihfleksibel,mereka harus mengurangi kepemilikan mereka atas sumber material mentah dan kanal distribusi. Fungsi ini meningkat menjadi kekurangansumber ke perusahaan lain yang terlibat dalam memuaskan permintaan konsumen,sementara mengurangi kontrol manajemen dari logistik harian. Pengendalian lebih sedikitdan partner rantai suplai menuju ke pembuatan konsep rantai suplai. Tujuan darimanajemen rantai suplai ialah meningkatkan ke[percayaan dan kolaborasi diantararekanan rantai suplai, dan meningkatkan inventaris dalam kejelasannya danmeningkatkan percepatan inventori.Secara garis besar, fungsi manajemen ini bisa dibagi tiga, yaitu distribusi, jejaring dan perencaan kapasitas, dan pengembangan rantai suplai. (Harrison) beberapa model telah diajukan untuk memahami aktifitas yang dibutuhkan untuk mengatur pergerakan material di organisasi dan batasan fungsional. SCOR adalah modelmanajemen rantai suplai yang dipromosikan oleh Majelis Manajemen Rantai Suplai.Model lain ialah SCM yang diajukan oleh
Global Supply Chain Forum
(GSCF). Aktifitassuplai rantai bisa dikelompokan ke tingkat strategi, taktis, dan operasional.
[sunting] Strategis
Optimalisasi jaringan strategis, termasuk jumlah, lokasi, dan ukuran gudang, pusat distribusidan fasilitas
Rekanan strategisdengan pemasok suplai, distributor, dan pelanggan, membuat jalur komunikasi untuk informasi amat penting dan peningkatan operasionalseperticross docking,pengapalan langsung dan logistik orang ketiga
Rancangan produk yang terkoordinasi, jadi produk yang baru ada bisadiintregasikan secara optimal ke rantai suplai,manajemen muatan
Keputusan dimana membuat dan apa yang dibuat atau beli

Menghubungkan strategi organisasional secara keseluruhan dengan strategi pasokan/suplai
[sunting

] Taktis
Kontrak pengadaan dan keputusan pengeluaran lainnya
Pengambilan Keputusan produksi, termasuk pengontrakan, lokasi, dan kualitasdari inventori
Pengambilan keputusan inventaris, termasuk jumlah, lokasi, penjadwalan, dandefinisi proses perencanaan.
Strategi transportasi, termasuk frekuensi, rute, dan pengontrakan
Benchmarkingatau pencarian jalan terbaik atas semua operasi melawankompetitor dan implementasi daricara terbaik diseluruh perusahaan
Gaji berdasarkan pencapaian
[sunting

] Operasional
Produksi harian dan perencanaan distribusi, termasuk semua hal di rantai suplai
Perencanaan produksi untuk setiap fasilitas manufaktru di rantai suplai (menit kemenit)
Perencanaan permintaan dan prediksi, mengkoordinasikan prediksi permintaandari semua konsumen dan membagi prediksi dengan semua pemasok
Perencanaan pengadaan, termasuk inventaris yang ada sekarang dan prediksi permintaan, dalam kolaborasi dengan semua pemasok
Operasi
inbound
, termasuk transportasidari pemasok dan inventaris yang diterima
Operasi produksi, termasuk konsumsi material dan aliran barang jadi (
 finished  goods
)
Operasi
outbound
, termasuk semua aktifitas pemenuhan dan transportasi ke pelanggan
Pemastian perintah, penghitungan ke semua hal yang berhubungan dengan rantaisuplai, termasuk semua pemasok, fasilitas manufaktur, pusat distribusi, dan pelanggan lain
[sunting] Strukturisasi dan Tiering
Jika dilihat lebih dekat pada apa yang terjadi dalam kenyataannya, istilah
rantai suplai
mewakili sebuah serial sederhana dari hubungan antarakomoditasdasar dan produk akhir. Produk akhir membutuhkan material tambahan kedalam proses manufaktur.
[sunting

] Arus Material dan Informasi
Tujuan dalam rantai suplai ialah memastikan material terus mengalir dari sumber kekonsumen akhir. Bagian-bagian (
 parts
) yang bergerak didalam rantai suplai haruslah berjalan secepat mungkin. Dan dengan tujuan mencegah terjadinya penumpukaninventori di satulokal,arus ini haruslah diatur sedemikian rupa agar bagian-bagian

tersebut bergerak dalam koordinasi yang teratur. Istilah yang sering digunakan ialah
 synchronous
. (Knill, 1992)

tujuannya selalu berlanjut, arus
 synchronous
. Berlanjut artinya tidak adainterupsi, tidak ada bola yang jatuh, tidak ada akumulasi yang tidak diperlukan. Dan synchronous berarti semuanya berjalan seperti balet.Bagian-bagian dan komponen-komponen dikirim tepat waktu, dalamsekuensi yang seharusnya, sama persis sampai titik yang mereka butuhkan.

[1]
Terkadang sangat susah untuk melihat sifat arus "akhir ke akhir" dalam rantai suplai yangada. Efek negatif dari kesulitan ini termasuk penumpukaninventoridan respon tidak keruan pada permintaan konsumen akhir. Jadi, strategi manajemen membutuhkan peninjauan yang holistik pada hubungan suplai.Teknologi informasimemungkinkan pembagian cepat dari data permintaan dan penawaran. Dengan membagi informasi di seluruh rantai suplai ke konsumen akhir, kita bisa membuat sebuah rantai permintaan, diarahkan pada penyediaan nilai konsumen yanglebih. Tujuannya ialha mengintegrasikan data permintaan dan suplai jadi gambaran yangakuarasinya sudah meningkatdapat diambil tentang sifat dari proses bisnis, pasar dankonsumen akhir. Integrasi ini sendiri memungkinkan peningkatan keunggulan kompetitif.Jadi dengan adanya integrasi ini dalam rantai suplai akan meningkatkan ketergantungandan inventori minimum.
 Globalisasi internasional yang terjadi saat ini adalah era perdagangan bebas yang  akan mempengaruhi sistem dan distribusi komoditi dunia, mobilitas modal dan persaingan usaha antar negara semakin tinggi. Kata kunci untuk memenangkan persaingan global adalah efisiensi. Efisiensi dalam sistem distribusi dan logistik pada sistem perdagangan ekspor-impor dan perdagangan dalam negeri memungkinkan dapat dicapai dengan pengembangan teknologi sistem transportasi dengan penerapan sistem transportasi terpadu antar moda laut, jalan raya/rel dan udara. Masyarakat industrialis tidak akan ada tanpa peran sistem transportasi yang efisien. Umumnya, orang beranggapan bahwa barang-barang akan berpindah dari tempat diproduksi ke tempat barang tersebut akan dikonsumsi dapat dilakukan dengan mudah, tanpa memikirkan pengorbanan waktu dan biaya yang ditimbulkannya.  Ternyata dalam kenyataannya tidak semudah itu.
 Transportasi menciptakan suatu produk. Kegunaan waktu secara umum dimaksimalkan oleh sistem penggudangan dan cara penyimpanan suatu produk sampai ke tangan konsumen. Transportasi juga salah satu faktor dalam penciptaan ketepatan waktu karena mencerminkan seberapa cepat dan seberapa tepat produk dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.  Faktor-faktor ini ditujukan sebagai time in transit ketepatan waktu dalam pengangkutan dan ketepatan jasa (consistency of service).  Jika suatu produk tidak tersedia pada saat dibutuhkan makan akan terjadi kerugian yang tak terhitung, seperti kehilangan penjualan, ketidakpuasan konsumen, dan keterlambatan produksi yang pada akhirnya kerugian terbesar akan muncul, yaitu kehilangan kepercayaan konsumen. 
Agar perusahaan tetap mendapatkan kepercayaan dari konsumen, maka perusahaan harus mengelola seluruh siklus yang terjadi dalam aktivitas produksi maupun pemasaran produknya.  Konsep supply chain  management merupakan konsep baru yang melihat seluruh aktivitas perusahaan adalah bagian terintegrasi.  Dalam hal ini integrasi perusahaan pada bagian hulu (upstream) dalam menyediakan bahan baku dan integrasi pada bagian hilir (down stream) dalam proses distribusi dan pemasaran produk. 
 SCM adalah serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegrasi pemasok, pengusaha, gudang dan tempat penyimpanan lainnya secara efisien sehingga produk dihasilkan dan didistribusikan dengan kuantitas yang tepat, lokasi dan waktu yang tepat untuk memperkecil biaya dan memuaskan kebutuhan pelanggan (Simchi-Levi, et al, 2003). Setiap perusahaan tidak dapat lepas dari persoalan transportasi baik untuk pengadaan bahan baku ataupun dalam mengalokasikan barang jadinya. Transportasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam dunia usaha untuk mendistribusikan hasil produksinya. Salah satu masalah transportasi adalah pendistribusian beberapa komoditas dari beberapa pusat persediaan yang disebut sumber ke beberapa pusat penerima yang disebut tujuan, dengan meminimumkan biaya total distribusi. Biaya transportasi diharapkan menjadi minimum, besarnya biaya operasional ke tempat-tempat distribusi ditetapkan secara eksak, sedangkan jumlah permintaan dan persediaaan masih belum diketahui dengan jelas.  
Parameter-parameter pada masalah transportasi adalah biaya distribusi, nilai permintaan dan persediaan (baik produksi maupun kapasitas penyimpanan). Kemudian dari parameter-parameter itu dibuat suatu model matematis dengan fungsi tujuan meminimumkan biaya dengan batasan-batasan seperti: nilai permintaan dan persediaan. 
Kebanyakan perusahaan menggunakan dua atau lebih jenis fasilitas pengangkutan untuk memastikan keamanan dan pengiriman barang-barang atau produk yang tepat waktu. Kebutuhan akan koordinasi muncul oleh karena kemampuan dan tarif-tarif yang berbeda dari berbagai fasilitas-fasilitas pengangkutan. Sebagai contoh, angkutan udara tidak mudah tersedia, operasinya dapat dikoordinasikan dengan motor yang dapat memuat dan mendistribusikan barang-barang ke konsumen. Selain itu juga perlu disediakan yang berhubungan dengan rel (kereta api) dan transportasi pipa (untuk bahan cair). Penggunaan berbagai fasilitas-fasilitas pengangkutan dalam pendistribusian barang-barang disesuaikan dengan keinginan perusahaan dan jangkauan dari alat-alat transportasi tersebut.  Seorang manajer perusahaan dalam hal pengadaan transportasi perlu memikirkan jenis-jenis transportasi atau alat pengangkutan yang digunakan dalam pendistribusian barang-barang atau produk dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.  Sebagai contoh, alat transportasi yang memiliki biaya pengangkutan yang rendah dibandingkan dengan alat transportasi lainnya sehingga biaya transportasi dapat diminimumkan dengan pengiriman produk atau barang yang tepat waktu (Lingatiene, 2006).
 Transportasi dan distribusi produk dari berbagai sumber ke berbagai tujuan melibatkan beberapa jenis moda (jenis) transportasi. Setiap moda transportasi memiliki perbedaan pengalokasian waktu dalam mendistribusikan suatu produk dari berbagai sumber ke berbagai tujuan. Begitupun dengan rantai pasok dari komoditas cabai merah.  Dalam transportasi dan distribusi cabai merah dari petani hingga ke konsumen menggunakan beberapa jenis moda transportasi yang memiliki kapasitas angkut dan biaya pangangkutan serta kecepatan yang berbeda. Dalam perencanaan transportasi rantai pasok cabai merah dibutuhkan suatu teknik pemodelan yang dapat melibatkan beberapa moda (jenis) transportasi. Teknik pemodelan dengan sistem multimoda transportasi dengan tujuan utama yang ingin dicapai adalah efisiensi biaya pengangkutan dengan memperhatikan faktor kecepatan dan ketepatan waktu barang sampai di tangan penerima (konsumen).  
  Contoh penerapan multimoda dalam supply chain management. Pola rantai pasok cabai merah melibatkan beberapa pihak sebagai mata rantai dari rantai pasokan.  Anggota rantai pasokan yang terlibat antara lain pedagang pengumpul, pemasok, pedagang pengecer pasar tradisional, pasar modern dan konsumen akhir  Alokasi pasokan cabai merah dimulai dari petani cabai merah yang menjual cabai merah ke pengumpul. Selanjutnya pengumpul memasok cabai merah ke distributor cabai merah yang akan memasok ke pasar tradisional dan pasar modern. Dalam distribusi cabai merah dari petani hingga konsumen menggunakan beberapa moda transportasi. Moda transportasi yang biasa digunakan seperti motor, mobil pick up, truk, mobil kontainer atau mobil box.  Penggunaan moda transportasi tersebut digunakan sesuai dengan kapasitas angkut dari tiap moda  tersebut dan tingkat kebutuhan dari tiap rantai pasok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.