Dalam
ilmu ekonomi, inflasi adalah
suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu)
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di
pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat
adanya ketidak lancaran distribusi barang.
Dalam ekonomi moneter ( Menurut Boediono ) menyebutkan definisi
singkat dari inflasi “kecendrungan dari harga-harga untuk naik secara umum
dan terus-menerus”. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak
disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau
mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang yang lain.
Inflasi
adalah sebuah indikator yang digunakan untuk melihat sebuah tingkat perubahan
yang dianggap terjadi apabila proses kenaikan harga berlangsung secara
terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan
untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi,
dimana yang umum dan sering digunakan ialah CPI dan GDP Deflator.
GNP
Deflator adalah jenis indeks yang lain. Berbeda dengan indeks yang lain, GNP
deflator mencakup jumlah barang dan jasa yang masuk hitungan GNP.
b.
Jenis-jenis Inflasi
Penggolongan
inflasi dapat dibedakan berdasarkan tiga hal yaitu: terjadinya, berdasarkan
timbulnya dan berdasarkan parah atau tidaknya.
a) Penggolongan inflasi berdasarkan
terjadinya adalah klasifikasi inflasinya digolongkan berdasarkan akibat
terjadinya, anatara lain:
1. Terjadinya inflasi disebabkan adanya
tarikan permintaan (Demand full inflation) yang berlebihan sehingga terjadinya
perubahan tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa
mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi.Meningkatnya
faktor terhadap produksi itu kemudian menjadi pemicu
harga faktor produksi meningkat.
2. Inflasi kerena adanya desakan biaya
(cost push inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input)
sehingga mengakibatkan harga produk-produk (out put) yang dihasilkan ikut naik.
b) Penggolongan inflasi menurut tingkat
keparahannya.
1. Inflasi ringan (dibawah 10%
setahun). Inflasi ini masih belum mengganggu kegiatan
perekonomian suatu negara dan masih dapat dengan mudah untuk dikendalikan.
2. Inflasi sedang (antara 10-30%
setahun). Pada inflasi ini dimana kegiatan perkonomian sudah terganggu, tetapi
tidak terlalu membahayakan dan mengganggu kesejahtraan masyarakat.
3. Inflasi berat adalah (antara
30%-100% setahun). Inflasi ini sudah mengacau perekonomian karena masyarakat
atau orang-orang enggan menabung dan lebih sayang menyimpan barang.
4. Hiperinflasi adalah inflasi sangat
berat (diatas 100% setahun). Inflasi ini mengacaukan kegiatan perekonomian
suatu negera dan sangat sulit untuk dikendalikan.
c)
Penggolongan inflasi berdasarkan
timbulnya.
Berdasarkan
timbulnya, inflasi dapat penulis bedakan menjadi dua sumber :
1.
Inflasi yang berasal dari negeri
atau domestic inflation. Inflasi ini timbul karena deficit dan anggaran belanja
negara dan gagalnya pasar yang mengakibatkan mahalnya harga barang kebutuhan
pokok.
2.
Inflasi yang berasal dari luar
negeri (imported inflation), terjadi karena kenaikan harga barang di
negara lain, biaya produksi barang luar negeri tinggi, kenaikan impor tarif barang. Inflasi yang berasal dari luar ini
mudah terjadi pada negara yang perekonomiannya terbuka (Boediono, Ekonomi
moneter ,)